Sahabat....?

14
Feb
2012

Aku ingin kau dengarkan ini, sahabatku...

Apa yang tengah kualami benar-benar sulit. Sulit akan rasa yang hadir menelusup hingga hati terdalamku...
Saat ini, kita telah lalui banyak hal bersama-sama, selalu bersama, sumpah persahabatan selalu dengan bangga kita ikrarkan... Tapi, aku menganggap hubungan ini sama sekali berbeda. Adakalanya segala hal yang menyangkut tentangmu, saat bersama denganmu, terutama, saat menatap matamu adalah suatu hal yang sangat berharga bagiku.

Nova, sahabat kecilku. Manis. Serta kepribadian yang menyenangkan, maka tidak heran, banyak yang tertarik padamu—tak terkecuali aku...
Kau takkan pernah tau, pun mengerti apa yang telah kualami, hingga pagi ini, saat ku langkahkan kaki memasuki halaman sekolah, dengan malas.

Hingga teriakanmu dari kejauhan memberi sentuhan berbeda...

"Beib!!"
Itulah kata yang membangkitkan semangat pagiku.
Lalu kau, tanpa malu-malu memelukku di antara beberapa warga sekolah yang tengah memasuki gerbang ini.
Tapi, hey.. Tunggu dulu! Jelaskan padaku, apa yang mesti membuat kita merasa malu, bukankah kita...

"Happy b'day ya..." ujarmu, hingga aku terpaku. Bukan oleh kata-katamu, melainkan oleh pelukan yang kau berikan.

Hingga saatku tersadar, kau tengah menarik tanganku kini...
Ya, ya..ini hari ulang tahunku—kenapa aku bisa melupakannya?—dan sesuai janji kita, aku akan mentraktirmu di kantin..

Ehm, mungkin dengan semangkuk mie ayam. Dan bahkan melewatkan satu jam pelajaran pertama, ada diplanning kita pagi ini... —kau memang tak pernah suka 'sejarah'—

***

Satu hal yang tak pernah ku sangka, kau mempersiapkan semuanya malam ini.. Sebuah suprise party yang telah tersusun rapih dan sempurna.. Sesuatu yang membuatku ingin menangis karena harunya. Disertai beberapa teman sekelas, dan teman-teman masa kecil kita dulu..

"Makasih banyak Va.. buat semuanya." Ujarku padamu, setelah yang tertinggal hanya kita, serta sisa-sisa pesta di taman ini. "Jangan gitu ah, Dy.. Kamu kan sahabat baik aku... wajar kan, kuingin kasih kamu sesuatu…." Katamu. Aku mengalihkan pandangan ke arah langit, dengan bintang yang tampak berserakan di sana.

Terutama karena aku tidak tahan akan tatapanmu saat itu..

Uuh, seharusnya kau dapat merasakannya, jantung yang yang tengah berdebar kencang di sini.. di dadaku.

"Bagaimana, Kamu dengan Rendi?" Tanyaku.. Ugh! Sebenarnya aku tak ingin menyebut nama lelaki itu.. Namun aku dapat merasakan kesedihan yang menyelimutimu malam ini, tanpa kehadirannya... Dan yang perlu kau tahu, kesedihanmu.. Air mata bagiku —Uhukk!—

Dan seharusnya aku memang tidak perlu menanyakan dia... hingga membuatmu menangis kini...
Waw! inilah puncaknya, saat debaran itu semakin nyata kurasakan... Saat kau mendekapku, tepatnya menangis di pelukanku...

***

Hal itu cukup mengusikku, hingga malam ini saat ku berdiri kaku di depan jendela, di sudut kamar ini..
Memandang bintang di luar sana, tapi pikiranku sama sekali bukan ke tempat itu..
Bahkan, hingga detik ini aku masih bertanya-tanya...

Salahkah aku?

Dengan semua perasaan ini...

Tentu saja! Bukankah aku seorang manusia, wajar akan rasa cinta di hatinya?

Tidak!! Tidak!! Ini berbeda... Semua ini salah... Sejak awal aku sadari itu...

Kecamuk dalam diriku, jelas mengusikku kini. Aku beranjak menuju cermin besar di dinding kamar, berdiri terpaku di depannya. Lalu memejamkan mata sambil berusaha mencari sesuatu di sana...
Namun justru tatapanmu di b'day party tadi yang kurasakan nyata hadir di depanku..
Membuatku sontak kembali membuka mata..

Aku—Kamu...

Seberapa jauhkah jarak kita?
Seberapa hinakah aku dengan semua ini?
Normalkah aku dengan perasaan ini??

Seribu tanya membayang, mengambang dan membentang... serta membuatku gamang.
Aku kembali menemukanku di cermin itu..
Kuteliti wajahku, tiap lekuknya...

Tidak! Aku tampak normal, dan... Cantik...

Normal? Siapa mengira kenyatannya tidak begitu...

Aku seorang perempuan!!!!

0 komentar:

Post a Comment

  © NOME DO SEU BLOG

Design by Emporium Digital